Assalamualaikum Wr.Wb
Salam Sejahtera
Ok lasung saja siapa sih yang igin menerima nilai yang tepat tentu saja semua menginginkanya tapi semua itu tidak didapat begitu saja bukan? semua butuh perjuangan dan proses yang panjang, kunci menerima nilai yang tepat dalah berguru dengan ulet dan ulet, maka dari itu saya disini ingin sedikit membatu proses pembelajaran teman-teman semua dengan sedikit ilmu yang telah saya pelajari sebelumnya dijejajang sekolah.
Pada kesempatan kali saya akan membagikan ilmu sedikit yang telah saya pelajari disekolah semoga saja artikel kali benar-benar bermanfaat utuk teman-teman semua. Langsung saja disimak materinya:
Kehidupan Masyarakat pada Masa lslam
Interaksi antara bangsa Indonesia dan para pedagang Islam telah terjalin semenjak periode Vll Masehi. Interaksi tersebut menimbulkan agarma dan kebudayaan Islam berkembang pesat di Indonesia..
Salam Sejahtera
Ok lasung saja siapa sih yang igin menerima nilai yang tepat tentu saja semua menginginkanya tapi semua itu tidak didapat begitu saja bukan? semua butuh perjuangan dan proses yang panjang, kunci menerima nilai yang tepat dalah berguru dengan ulet dan ulet, maka dari itu saya disini ingin sedikit membatu proses pembelajaran teman-teman semua dengan sedikit ilmu yang telah saya pelajari sebelumnya dijejajang sekolah.
Pada kesempatan kali saya akan membagikan ilmu sedikit yang telah saya pelajari disekolah semoga saja artikel kali benar-benar bermanfaat utuk teman-teman semua. Langsung saja disimak materinya:
Kehidupan Masyarakat pada Masa lslam
Interaksi antara bangsa Indonesia dan para pedagang Islam telah terjalin semenjak periode Vll Masehi. Interaksi tersebut menimbulkan agarma dan kebudayaan Islam berkembang pesat di Indonesia..
Kerajaan Islam di Indonesia
Dalam perkembangannya, Islam menjadi dasar politik bagi kerajaan-kerajaan di Indonesia. Beberapa kerajaan islam di Indonesia yang berkemtbang pada periode XIII-XVIII sebagai berikut. 1. Kerajaan Samudera Pasal
Kerajaan Samudera Pasai didirikan oleh Marah Silu pada 1270. Marah Silu lalu bergelar Sultan Malik as-Saleh dan memerintah Kerajaan Samudera Pasai pada 1285-1297. Sumber sejarah Kerajaan Samudera Pasai yaitu kerikil nisan Sultan Malik as-Saleh yang berangka tahun 696 Hatau 1297 Masehi,
catatan Marco Polo (seorang pedagang dari Venesia) yang singgah di Perlak pada 1292, dan catatan Ibnu Batutah (seorang penjelajah dari Maroko) yang singgah di Samudera Pasai pada 1345 dan 1346.
Pada 1521 Kerajaan Samudera Pasai dikuasai oléh Portugis. Selanjutnya, pada 1524 Sultan Ali Mughayat Syah dari Kerajaan Aceh Darussalam berhasil menguasai Samudera Pasai. Sejak saat
itu Samudera Pasai berada di bawah kekuasaanKerajaan Aceh Darussalam.
2. Kerajaan Aceh
Kerajaan Aceh didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah pada awal periode XVI. Berdasarkan isu Portugis pada 1520 Masehi, Kerajaan Aceh Darussalam yang dipimpin oleh Sultan Ali Mughayat Syah berhasil menaklukkan Kerajaan Daya. Selanjutnya, pada 1529 Kerajaan Aceh berhasil menaklukkan Pidie dan Sarmudera Pasai. Kerajaan Aceh mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1636). Sepeninggalan Sultan Iska Muda, Kerajaan Aceh Darus dibawah kepemimpinan Sultan Iskandar Tsani. Pada masa ini Kerajaan Aceh Darussalam mengalami tanda-tanda kemunduran.
3. Kerajaan Demak
Kerajaan Demak dicirikan oleh Raden Patah pada periode XV. Puncak kejayaan Demak berlangsung pada masa pemerintahan Sultan Trenggono. Sultan Trenggono berhasil memperluas wilayah Demak sampai Sukadana (Kalimantan Barat), Palembang, Jambi dan Banjar (Kalimantan Selatan). Sepeniggalan Sultan Trenggono, Kerajaan Demak mengalami kemunduran.
4. Kerajaan Banten
Pada awal perkenmbangannya, Banten merupakan pelabuhan penting di bawah kekuasaan Kerajaan Pajajaran. Sejak masuknya imbas lslam, Banten berhasil dikuasai Kerajaan Demak di bawah pimpinan Fatahillah pada 1526.Selanjutnya, Fatahillah mendirikan benteng pertahanan bernama
Surosowan. Pada perkembangannya benteng Surosowan menjadi sentra pemerintahan Kerajaan Banten. Puncak kejayaan Kerajaan Banten berlangsung pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1682). Perselisihan antara Sultan Ageng Tirtayasa dan putranya yang bemama Sultan Abu Nasr Abdul Kahar atau Suitan Haji yang didukung voc menimbulkan Kerajaan Banten mengalami kemunduran.
5. Kerajaan Gowa-Tallo
Kerajaan Gowa-Talo merupakan adonan dua kerajaan kecil berjulukan Gowa dan Tallo. Raja pertama Gowa- Talo yaitu Karaeng Matoaya yang lalu bergelar Sultan Alaudin. Raja erbesar Sultan Hasanuddin (1653-1669). IA berhasil berbagi Makasar sebagai penguasa jalur perdagangan diwilayah Indonesia bagia Timur.
Sultan Hasanuddin merupakan Raja Gowa-Tallo yang berani melawan VOC. Akan tetapi, Sultan Hasanuddin tidak berhasil mematahkan ambisiVOC untuk menguasai Gowa-Tallo. Pada 1667
Sultan Hasanuddin dipaksa VOC menandatangani Perjanjian Bongaya. Perjanjian inilah yang menandai final Kerajaan Gowa-Tallo.
6. Kerajaan Mataram Islam
Kerajaan Mataram Islam merupakan kelanjutan dari Kerajaan Pajang. Sultan . Hadiwijaya yang ketika itu merupakan penguasa Pajang memperlihatkan wilayah Mataram kepada Ki Ageng Pemanahan. Pemberian tersebut merupakan balas. jasa dari Sultan Hadiwijaya kepada Ki Ageng Pamanahan.
Pada 1578 Ki Ageng Pemanahan mendirikan keraton di kawasan Mataram. Ki Ageng Pemanahan memerintah Mataram sampai wafat pada 1584. Selanjutnya, takhta kerajaan dipegang putra Ki Ageng Pemanahan sekaligus menantu Sultan Hadiwijaya, yaitu Panembahan Senopati. Di bawah pemerintahan Panembahan Senopati, Kesultanan Matarammelepaskan diri dari kekuasaan Pajang.
Sultan Agung Hanyakrakusuma berhasil membawa Kerajaan Mataram mencapai puncak kejayaan.
Sultan Agung wafat pada 1645 dan digantikan Amangkurat i (1645-1677).Pada masa
kepemimpinan Amangkurat Kerajaan Mataram menjalin relasi dengan VOC. Dalam perkembangannya, VOC mencampuri urusan politik Kerajaan Mataram. Akibat campur tangan VOC
pada 1755 Kerajaan Mataram terpec dan kesunanan Surakarta. menjadi dua. yaitu Kesultanan Yogyakarta
7. Kerajaan Ternate dan Tidore
Pada periode XV agama islam mulai berkembang di Maluku. Perkembangan. ini ditandai dengan berdirinya Kerajaan Ternate dan Tidore. Kedua kerajaan ini
menggantungkan perekonomiannya pada perdagangan rempah-rempah. Aktivitas perdagangan yang sangat menguntungkan menimbulkan kedua kerajaan tersebut saling bersaing memperebutkan pasar untuk menjual rempah-rempah. Dalam persaingan ini Ternate membentuk komplotan dagang Uli Lima yang terdiri atas Bacan, Obi, Seram, dan Ambon. Sementara itu, Tidore membentuk Uli Siwa dengan anggota Jailolo,Makian, serta pulau-pulau kecil di sekitar Maluku dan Papua.
Kedatangan bangsa-bangsa Barat menimbulkan persaingan antara Ternate dan Tidore semakin meruncing. Ternate bersekutu dengan Portugis, sedangkan Tidore bersekutu dengan Spanyol. Persaingan kedua bangsa Barat tersebut diakhiri dengan Perjanjian Saragosa (1529). Berdasarkan perjanjian tersebut, Portugis berhak berkuasa di Maluku.
Keberadaan Portugis tidak selamanya membawa laba bagi rakyat Maluku. Dalam perkembangannya, dominasi Portugis di Maluku menimbulkan perlawanan rakyat. Akhimya, pada 1575 perlawanan rakyat yang dipimpin Sultan Baabuliah dari Ternate berhasil mengalahkan dominasi Portugis di Maluku. Keberhasilan ini tidak terlepas dari pertolongan seluruh rakyat Maluku, termasuk Tidore.
Terimakasih buat teman-teman semua telah mengunjungi blog saya yang alakadarnya ini, semoga artikel-artikel yang saya buat ini sanggup benar-benar bermanfaat untuk teman-teman semua, apabila banyak kekurangan didalamnya mohon dimaafkan.
Salam Sukses..!!
Bantu kami lebih baik lagi dengan like, komen, dan share!